"Catatan Hati Seorang Pengembara Ilmu" | WongBoemen

"Catatan Hati Seorang Pengembara Ilmu"

Muamar Ahmad Faozi (Penulis)

“Sebuah Proses Tidak Akan Pernah Menghiyanati Sebuah Hasil”
Kata-kata inilah yang membuat diriku dalam ambang kesuksesan dalam dunia pendidikan walaupun tak sesukses orang-orang yang disana. Namun yang dimaksud sukses disini adalah ketika apa yang saya inginkan telah tercapai, walaupun harus melewati berbagai rintangan yang dimana keikhlasan, ketulusan, keistiqomahan, katwadlukan adalah kunci yang harus saya miliki. Mungkin secuil cerita saya dapat memberikan motivasi juga buat teman-teman pembaca blog saya.
            Pada tahun 2012 saya menamatkan sekolah Madrasah Aliyah (MA) Darussa’adah tepatnya di desa kritig, kecamatan Petanahan Kebumen Jawa Tengah yakni sebuah pondok pesantren yang terkenal dengan Nahwu Shorofnya. Yah memang saya memulai menimba ilmu dan tahu berbagai pengalaman hidup yakni ketika saya mulai memasuki dunia pesantren sejak 2006 hingga 2017, walaupun bisa dikatakan mulai menimba ilmu dari kelas SD, tapi saya merasakan mencari ilmu yang amat luar biasa yakni mulai didunia pesantren. Saya sangat betah dan bangga hidup dipesantren karna banyak teman dan banyak penglaman, juga karena saya ditinggal keluarga saya dari kecil maka tak heran agak sedikit kurang kasih sayang oleh orang tua, namun bukan itulah yang saya maksud tapi dengan beginilah Allah memberikan pelajaran akan kehidupan.

            Singkat cerita, setelah keluar dari Darussa’adah, saya menuju jawa timur tepatnya di Jombang yaitu Darul ‘Ulum, walaupun tidak pernah sama sekali tahu daerah ini. Saya mulai masuk yakni tahun 2013, tahu Darul ‘Ulum ketika saya mencari informasi dunia perkuliahan di internet, karena ingin tetap mesantren akhirnya mencari kampus yang sekaligus ada pesantrennya, disinilah saya menemukan Unipdu (Universitas Pesntren Tinggi darul ‘Ulum) sungguh kampus dengan nama yang unik karena satu-satunya kampus yang menamakan “pesantren”. Setelah daftar akupun mengambil jurusan S1 Sistem Informasi, banyak yang bertanya ketika saya mengambil jurusan itu, karna mungkin dilihat dari background saya yang serba islami.
Saya dipesantren
            Tapi tak fikir-fikir, apakah seseorang yang serba pesantren apakah harus selalu mengkaji kitab kuning selamanya ? kurasa tidak. Justru seorang santri adalah calon pemimpin masyarakat, dan seorang pemimpin haruslah tau segalanya apa-apa yang memang sangat diharapkan. Sempat aku dihina oleh teman sepesantren saya, ketika mau masuk kuliah, karna memang jalan pikir tiap orang berbeda, mungkin karna dia telah merasa sempurna dalam dunia kitab maka dia sangat yakin bahwa apapun akan didapatkan dengan modal kitab kuning itu. Namun bukan berarti temanku nggak baikk, dia sangat baik. Menurutku semua ilmu itu bagus selagi bermanfaat.

             Saya mengambil IT karna menurutku IT itu penting dan memang harus dipelajari, apalagi saya hidup dalam dunia modern tentunya pengalaman teknologi memang wajib bagi saya. Disamping kuliah saya juga aktiv dalam dunia organisasi, seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menurutku itu memang harus dipelajari karna organisasilah yang mengajarkan pengalaman cara mengamalkan ilmunya di masyarakat nantinya, disamping organisasi saya juga suka dunia olahraga, tapi tidak semua olahraga saya sukai, hanya satu yang saya sukai yaitu “beladiri”. Akhirnya sayapun masuk di PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) yakni salah satu pencak silat yang sangat terkenal dan disegani.
Saya setelah disahkan warga 1 PSHT
            Setelah menjalani proses latihan, akupun akhirnya disahkan menjadi “Warga Satu PSHT” pada tanggal 22 oktober 2015, dan diangkat menjadi ketua UKM BELADIRI PSHT UNIPDU, suatu kebanggaan bagi saya. Tapi ingat kawan dalam menjalani proses itu bukanlah sesuatu yang sangat mudah seperti membalikan sebuah telapak tangan, saya harus belajar, berjuang dengan sekuat tenaga mencapai itu. Dalam berproses di BEM PMII dan PSHT saya sering merasakan ejekan, makian, sempat dimusuhi, fisik maupun mental, namun itu bukanlah apa-apa karna namanya proses pasti ada ujian, tapi dibalik itu banyak sekali teman, pengalaman yang sangat bermanfaat.


Sayangku Lailatul Komariyah
 Setelah menjalani KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) atau lebih dikenal KKN kalau di Kampus lain, biasanya ini disemester 7. Allah memberikan cobaan bagi saya yakni cobaan yang amat besar dari cobaan yang lain, yaitu “seseorang wanita”, namanya “Lailatul Komariyah” dia seorang mahasiswi Unipdu dari fakultas kesehatan S1 Keperawatan, ya dialah satu satunya seorang wanita yang mencintai saya, akhirnya kamipun jadian pada tanggal 24 september 2016, inilah cobaan terbesarku, mungkin Allah telah merencanakan semua, maka kita sebagai manusia tidak bisa mengira-ngira apa yang diberi-NYA. Dan sekarang saya mulai tau apa yang namanya kehidupan.

Setelah menjalani hubungan akhirnya tibalah kita disemester akhir, pastinya kita akan dihada
setelah sidang tertutup dinyatakan lulus
pkan yang namanya “Skripsi”. Disinilah saya diuji akan kemampuan saya, berkali kali penenlitian saya ditolak, dimarahi, diejek, tapi saya gak mau mundur karna itulah tujuan saya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Tapi akhirnya Allah memberikan kemudahan bagi saya dan akhirnya saya boleh mengikuti sidang tertutup oleh Dosen pembimbing saya “Ibu Diema Hernyka Setyarini, S.Kom, M.kom”.  Alhamdulillah hasilnya memuaskan.

Ingat kawan janganlah kalian mundur ketika menjalani proses, kita tidak akan tahu apa yang kita hadapi, hanya dengan ikhtiyar dan doa kepada-Nya, maka kita akan mencapainya. Salam semangat dari muamar, ^-^

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to ""Catatan Hati Seorang Pengembara Ilmu""

Post a Comment